Tuesday, February 8, 2011

RANJANG PENGANTIN


1
Satu malam, cahaya remang
Bintang-bintang berkunang
Kamar rapat
Kotak, empat kali empat

2
Di ranjang, nafasmu mengerang
Masih ku ingat jelas desahnya
Dari perjumpaan empat tahun lalu
Tepat malam tahun baru

3
Aku mengenalmu dari bau dengus nafas di mulut, bau keringat di kulit, bau AxeRexona di ketiak,  Gatsby di rambut,  dan  Citra hazelin di pipi. Bagus betul kau jaga tubuhmu itu setiap kali menjumpaiku di sela waktu. di kemeja, deodorant

4
Aku mengenalmu dari bau hangus kembang api yang tercecer di angkasa. Saat bunyi terompet berderet di udara. Seiring dengan itu bunyi-bunyi cinta bersuara menggemakan dada-dada.
Aku ingat saat tangan porselenmu menyergap tanganku yang duduk telungkup di atas paha. Lalu entah darimana getaran-getaran itu tiba di nadi-nadi, di jantung-jantung, di hati-hati, merambat ke suara, ke mata sampai ke celana yang paling dalam, sedalam malam.
Aku ingat saat kau tatap bola mataku dalam, aku seperti terbang ke langit pesta warna, pesta kembang api, menyala, menyala terang dalam kegelapan.
Sejak saat itu, kau yang mengendalikan seluruh kerja jantung dan otak ku, kau yang mengatur kapan bibirku tersenyum, tertawa, menjerit, menangis, ketakutan, mendesah, menggigil, marah, atau diam seribu bahasa.
Sejak itu, sepi dan ramai, suka dan duka, kaya dan miskin, hitam dan putih, warna dan warni, semuanya lengkap dalam hidupku. Aku merasa hidup dari kehidupan.

5
Di ranjang itu, kau tarik nafas panjang
Satu malam, cahaya remang
Kamar rapat
Kotak empat kali empat
Kasur belah ketupat




6
Aku ingat, saat kau coba curi bibirku dengan bibirmu, tubuhku dengan tubuhmu, dan tanganku melayang -mendarat tepat di pipi kirimu. Kau terperanjat dengan wajah pucat, pulang cepat-cepat.

7
Satu malam, ranjang hilang gersang
Ku cium nafasmu melejang
Aku ingat segala yang terkenang
Mulai dari surat-suratan, sms-an, menikmati senja, kabur lewat jendela, pulang kena marah orang tua, sampai menari-nari seperti orang gila di kaca. Aku juga ingat kita sering bertengkar di jalan raya, ditonton orang pulang belanja. Atau sekedar nongkrong di taman Mesjid Raya, melihat lukisan-lukisan kadaluarsa di braga, jalan-jalan di tepi Citarum yang airnya berganti-ganti warna, dan membaca sajak-sajak galak yang sering menggertak gaya hidup yang kurang enak.

8
Satu malam, cahayanya remang
Nafasmu mulai membakar ranjang-ranjang gersang
Melumat bintang-bintang yang tidur di kasur kaca
Satu demi satu bintang lepas dari baju
Waktu demi waktu aku dibuatmu telanjang jua
Aku masih ingat segala yang terkenang saat perjumpaan empat tahun lalu. Tapi aku tak ingat bagaimana kau bisa ada di ranjang ini. Terlentang dan telanjang. Bintang kunang-kunang seperti lampu diskotik yang eksotik.
Empat tahun kau bermain -main di hatiku, satu malam, tubuhmu bermain-main di tubuhku.

9
Tapi kau tampak begitu kecewa,
Saat terakhir membuka kain segitiga
Kau mengeluh uhhh
Mengaduh aaahhh
Darah!!!!!

10
Terpaksa ku tunda puisi ini seminggu kemudian!
Selamat tidur sayang...

5 Desember 2010

4 comments:

  1. "Terpaksa ku tunda puisi ini seminggu kemudian!
    Selamat tidur sayang...", kata penulis puisi ini pada 5 Desember 2010.

    Kini sudah 2012
    Mana janjimu itu sayang?

    ReplyDelete
  2. waduhh ditagih juga nih.....heee, setelah seminggu itu, ternyata semua berubah jadi puisi, sehingga aku bingung mau nulis apa. heee

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam venia. terimakasih telah singgah di rumahku.

      Delete

TOTAL TAYANGAN HALAMAN SAYA

HAK CIPTA 2011 EKA SUSILAWATI. Powered by Blogger.

EKA SUSILAWATI

EKA SUSILAWATI

BIOGRAPHY SAYA

Eka Susilawati, lahir di bandung pada tanggal 2 maret 1989. Mahasiswi FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung ini mulai menulis memasuki bangku SMP. Karya-karyanya begitu akrab dikalangan anak sekolahan.

Puisi-puisinya pernah dimuat di majalah sastra nasional Horison, Seni Budaya (terjemahan), Lembah Biru, dll. Puisi-puisinya tergabung pula pada antologi bersama: Antologi Puisi Pesta Penyair Indonesia 2009, Antologi puisi pribadi: Wanita Berpayung Senja. Buku lain: Malaikat Di Ruang Tamu merupakan antologi cerpen Eka Susilawati yang pertama.

Wanita muda ini kerap tampil di hadapan publik, selain menulis dan membacakan puisinya, beberapa kejuaraan menulis dan membaca puisi pernah disandangnya, dia pula aktif dalam organisasi-organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan di lingkungannya.

Beberapa prestasi yang disandangnya: juara 1 Lomba baca puisi tingkat Kab.Bandung pada PORSENI SMP 2004. Juara 3 lomba baca puisi tingkat Provinsi Jawa Barat 2004. Juara 1 lomba baca puisi se-Kotamadya Bandung+Cimahi 2005. Pernah diundang sebagai juri lomba baca puisi penyair pada PESTA PENYAIR INDONESIA DI MEDAN. Juri lomba cipta puisi pada Olimpiade puisi smp se- kota Medan. Narasumber pada acara Bincang Sastra di PESTA BUKU JAWA BARAT 2009.

Salam Sastra dan Budaya



Alamat kontak e-mail dan facebook saya: EKASTAMAHARANI@YAHOO.CO.ID/EKASTAMAHARANI@GMAIL.COM

Translate

TENTANG SAYA

My photo
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
BERUSAHA UNTUK BISA MEMBERIKAN KONTRIBUSI YANG BERARTI BAGI DUNIA PENDIDIKAN, SENI, DAN KEBUDAYAAN.