Thursday, July 5, 2012

Model Pakem dalam Pembelajaran Menulis



MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas  mata kuliah pembelajaran menulis yang diampu oleh Hj. Isna Sulastri, Dra., M.Pd.


Disusun oleh:
Eka Susilawati
NIM 41032121101002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN  SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG 2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang masalah
Bahasa Indonesia adalah bahasa kita sehari-hari di sekolah. Namun entah mengapa pembelajaran bahasa Indonesia dianggap sulit oleh sebagian besar guru. Apalagi pembelajaran Bahasa Indonesia sekarang lebih menekankan pada 4 keterampilan berbahasa, yaitu: Berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis. Bagaimana mengajarkan keterampilan berbicara dan menulis (mengarang)  merupakan hal yang dianggap paling sulit oleh sebagian guru.
Tidak sekedar menyulitkan guru, siswa juga kesulitan dalam belajar menulis. Siswa bukan saja menrasfer materi yang disajikan, tetapi juga meresponnya dengan perbuatan seperti bertanya, berlatih, menyelesaikan tugas, dan perbuatan-perbuatan positif lainnya. Tuntutan belajar seperti ini sebagaimana dijelaskan Mulyasa (2006: 36) bahwa”proses belajar baik gejala-gejala perilaku siswa yang secara positif mendukung totalitas pembelajaran yang diselenggarakan, seperti halnya mampu merespon materi yang disajikan melalui bertanya, berlatih menyelesaikan bahan penugasan dan lain sebagainya”.
Untuk bisa seperti itu, tentunya proses pembelajaran yang diselenggarakn harus berkesan dalam arti tenang dan menyenangkan siswa hingga dapat memancing nafsu belajarnya. Proses pembelajaran yang demikian itu harus disiasati dengan benar, salah satunya dengan cara memperlakukan siswa sesuai dengan tuntutan strategi belajar yang digunakan.
Uraian di atas, mengisyaratkan bahwa siswa kurang mampu memenuhi tuntutan kuikulum untuk pembelajaran menulis. Salah satu faktor  penyebabnya adalah kurang tepatnya strategi yang digunakan oleh guru. Jika guru menggunakan strategi yang didasarkan pada tuntutan rutinitas tugas mengajar sehari-hari niscaya target pembelajaran tidak akan tercapai. Misalnya kalau guru selalu menggunakan strategi yang ditindaklanjuti oleh teknik ceramah niscaya hasilnya tidak akan optimal, karena tuntutan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan strategi yang cocok dan variatif.
Salah satu strategi yang dijadikan sebagai alternative penyelesaian masalah di atas, adalah strategi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,Efektif, dan Menyenangkan). Konsep pembelajaran berbasis pada strategi ini sebenarnya sudah sering didengar oleh hampir semua guru di sekolah manapun. Namun pemahaman dan implementasinya perlu dipertanyakan. Halini didasarkan pada pendapat Ismail (2008: 46-47)

1.2  Perumusan masalah

*      Bagaimanakah langkah-langkah penggunaan strategi PAKEM dalam meningkatkan kemampuan menulis Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA?

*      Apa keunggulan MPPM (Model Pakem dalam Pembelajaran Menulis)?

*      Apa kelemahan MPPM (Model Pakem dalam Pembelajaran Menulis)?


1.3  Tujuan makalah

*      Mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan strategi PAKEM dalam meningkatkan kemampuan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

*      Mendeskripsikan keunggulan MPPM (Model Pakem dalam Pembelajaran Menulis)?

*      Mendeskripsikan kelemahan MPPM (Model Pakem dalam Pembelajaran Menulis)?


1.4  Manfaat makalah
Manfaat yang diharapkan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.4.1        Secara teoritis: melalui teori-teori yang digunakan, penulis memperoleh tambahan pengetahuan, serta pengalaman tentang penggunaan strategi PAKEM dan meningkatkan kemampuan menulis.

1.4.2        Secara Praktis
a.       Bagi siswa
1) Siswa beroleh pengalaman dari pross belajar mengajarnya, sehingga mampu meningkatkan motivasi dalam belajarnya.
2) Memberikan pengalaman yang sesungguhnya kepada siswa untuk  belajar sesuai konteks, yang menantang kreatifitas dan menyenangkan.
b. Bagi guru
1) Menambah pengetahuan guru dalam mengelola pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan strategi PAKEM.
2) Menambah pengalaman bagi guru dalam membaca pemahaman, sehingga dengan pengalaman ini guru akan makin sadar untuk terus berinovasi dalam mengelola pembelajaran mata pelajaran ini agar lebih bermakna bagi siswa.


















BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Menulis
Menulis adalah wujud pengaturan sesuatu tersusun dengan mempergunakan bahasa disebut karangan. Jadi karangan adalah susunan bahasa sebagai pengutaraan pikiran, perasaan, khayalan, kehendak, keyakinan, dan pengalaman (Rusyana, 1982:1). Mengarang atau menulis adalah suatu kegiatan pengutaraan perasaan, pikiran dan pendapat sebagai alat komunikasi secara tidak langsung.Poerwadarminta (1979:9)
Takala Ahmadi (1990:24) mengatakan   menulis adalah proses menyusun, mencatat, danmengkomunikasikan makna dan tuturan ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu denganmenggunakan system tanda-tanda konvensional yang dapat dibaca.
Menurut Tarigan (1983:81) “menulis adalah bukan sekedar menggambarkan huruf-huruf, akan tetapi ada pesan dibawa oleh penulis melalui gambar huruf-huruf tersebut yaitu karangan sebagai ekspresi pikiran, gagasan, pendapat, pengalaman yang disusun secarra sistematis dan logis. Akademi kepengarangan menrut Widyamartaya (dalam Yudibrata,1997:40), mendefinisikan Menulis atau mengarang, yaitu merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tertulis kepada pembaca untuk dapat dipahami tepat seperti dimaksudkan oleh penulis atau pengarang.
Berdasarkan pendapat para pakar tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian menulis adalah kegiatan seorang dalam mengekspesikan gagasan, perasaan, pengalaman dengan bahasa tulis yang disampaikan kepada pembaca untuk dapat dipahami dan dapat dinikmati pembaca.


2.2 Orientasi PAKEM
2.2.1 Pengertian PAKEM
Model pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) merupakan model pembelajaran yang melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan. Aspek pedagogis menunjuk pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan. Guru mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar atau penguasaan sejumlah kompetensi tertentu. Aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa peserta didik pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula. Selain itu, aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa proses belajar itu mengandung variasi, seperti belajar keterampilan motorik, belajar konsep, belajar sikap, dan seterusnya, Gagne (dalam Mulayasa, 2006:191).
Perbedaan tersebut menuntut pembelajaran yang berbeda, sesuai dengan jenis belajar yang sedang berlangsung. Aspek didaktis menunjuk pada pengaturan belajar peserta didik oleh guru. Dalam hal ini, guru harus menetukan secara tepat jenis belajar manakah yang paling berperan dalam proses pembelajaran tertentu, dengan mengingat kompetensi dasar yang harus dicapai (Mulyasa, 2006:1991).
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi, seperti menganalisis dan mensintesiskan, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2006:191)
Lebih lanjut Mulyasa (2006:192) menjelaskan model pembelajaran aktif, guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik. Peserta didik terlibat secara aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan, dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.
Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain beran, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk mampu merangsang kreativitas peserta didik, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu. Berpikir kreatif memiliki empat tahapan; pertama persiapan, yaitu proses pengumpulan berbagai informasi untuk diuji. Kedua inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional. Ketiga ilmunisasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional. Dan keempat verifikasi, yaitu pengujian kembali berhipotesis untuk dijadikan sebuah rekomendasi, konsep, atau teaori (Mulyasa, 2006:193).
Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran (Mulyasa, 2006:1994).
Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik. Untuk mewujudkan proses pebelajaran menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan peserta didik secara optimal (Mulyasa, 2006:194).
Pembelajaran PAKEM dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut; pemanasan dan apersepsi, eksplorasi, konsolidasi pembelajaran, pembentukkan kompetensi sikap dan perilaku, dan penilaian (Mulyasa, 2006:196).

2.2.2 Ciri- ciri PAKEM
*      Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat
*      Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik dan menyenangkan dan cocok bagi peserta didik,
*      Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”
*      Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok,
*      Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan masalah untuk diungkap gagasannya dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. PAKEM menuntut siswa lebih banyak aktif dalam pembelajaran, karena dengan siswa aktif dan mengalami sendiri, diharapkan akan lebih banyak menambah pengetahuan siswa. Sudrajat (2009:1)

2.2.3 Prinsip- Prinsip PAKEM
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika pendidik/gurumenerapkan PAKEM sebagaimana diuraikan DBE USAIDE dalam Ismail (2008: 54-56) sebagai berikut:
*      Memahami sifat peserta didik. Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat rasa ingin tahu atau berimajinasi. Kedua sifat inimerupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Untuk itu kegiatan pembelajaran harusdirancang menjadi lahan yang subur bagi berkembangnya kedua sifat tersebut.
*      Menganal peserta didik secara perorangan. Peserta didik  berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda.Berbeda individu harus diperhatikan dan harus tercermin dalam pembelajaran. Semua peserta didik dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutorsebaya).
*      Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar. Peserta didik secara alami bermain secara berpasangan atau kelompok. Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengorganisasian kelas. Dengan berkelompok akan memudahkan mereka untuk berinteraksi atau bertukar  pikiran.
*      Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan masalah. Pada dasarnya hidup adalah memecahkan, untuk itu peserta didik perlu dibekali kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk untuk menganalisa masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternative pemecahan masalah. Kedua jenis pemikiran tersebut sudah adas ejak lahir, guru diharapkan dapat mengembangkannya.
*      Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. Ruanagan kelas yang menarik sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan peserta didik sebaiknya dipajang didalam kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk  bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi peserta didik yang lain. Selain itu pajangan dapat juga dijadikan bahan ketika membahas materi pelajaran yang lain.
*      Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar. Lingkungan (fisik, social, budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar peserta didik. Lingkungan dapat berfungsi sebagai media belajar.


















BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Langkah-langkah operasional MPPM
Proses pengembangan kompetensi melalui pembelajaran menulis berdasarkan strategi PAKEM, meliputi tiga tahap berikut. Pertama,“menyusun perencanaan pembelajaran, dengan mempertimbangkan tujuan, kemampuan guru dan siswa, materi ajar, langkah-langkah pembelajaran berdasarkan tekhnik yang digunakan, dan prosedur dalam pembelajaran (Madjid, 2007:14). Kedua, “ melaksanakan pembelajaran semua dengan rencana” (Mulyasa, 2006:96). Ketiga “mengevaluasi kemampuan siswa dalam pembelajaran:. (Mulyasa, 2006:108). Ketiga tahapan tersebut adalah tahapan-tahapan yang akan ditempuh dalam proses pengembangan kemampuan menulis. Berdasarkan langkah-langkah strategi PAKEM. Tahap-tahap dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.                  Prapengembangan kemampuan menulis, menempuh langkah-langkah berikut.
a.       Guru dan siswa mempersiapkan diri melalui pembelajaran.
b.      Guru dan siswa melakukan apersepsi, melalui Tanya jawab sehubungan dengan dengan materi yang telah dan akan dipelajari.
c.       Guru dan siswa melalui tes awal.
d.      Guru menjelaskan langkah-langkah belajar dan tujuan belajar yang harus dicapai oleh siswa.
e.      Guru dan siswa saling memotivasi

2. Proses pengembangan kemampuan menulis, menempuh langkah-langkah berikut:
a. Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam. 
b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan .
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapakan gagasan sendiri secara lisan atau tulisan.
d. Guru menyesuaikan bahanan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
e. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.
f. Menilai pembelajaran dan kemajuan belajar siswa secara terus-menerus.
3. Pasca proses pengembangan kemampuan menulis menempuh langkah-langkah berikut :
a. Guru dan siswa membuat simpulan materi yang baru dipelajari. 
b. Guru mengetes kemampuan siswa.
c. Guru dan siswa menutup kegiatan pembelajaran.

Adapun perubahan kemampuan siswa yang diharapkan setelah mengikuti proses pengembangan kompetensi menulis berdasarkan strategi PAKEM, antara lain:
(1) tercapainya indikator hasil belajar;
(2) meningkatnya kemampuan menulis; dan
(3) memperoleh strategi belajar yang baru.

3.2 Keunggulan MPPM


*      Pembelajaran lebih menarik/rekreatif. Dengan kata lain, pembelajaran dengan menggunakan metode PAKEM dirasa lebih menyenangkan. Penggunaan beberapa media dan sumber pembelajaran yang beragam dalam metode PAKEM sangat membantu siswa untuk mempermudah proses belajarnya. Dalam metode pembelajaran ini, siswa juga diberi kesempatan untuk ikut berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa memiliki kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya dan mengembangkan keterampilannya. Kemampuan berpikir siswa dan karya-karyanya sangat dihargai sehingga sangat memotivasi siwa untuk belajar dengan lebih baik lagi.
*      Pembelajaran lebih variatif. Dengan kata lain, metode pakem ini memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran, tidak monoton dengan satu metode pembelajaran. Dan dalam beberapa hal pula, seseorang siswa dapat melakukan kegiatan melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara kemudian mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri.
*      Menggali keaktifan siswa dalam mengungkapkan ide ataupun kreatifitas siswa dalam semua aspek kebahasaan.
*      Memberikan umpan balik seketika

Kebiasaan anak-anak mempertanyakan segala hal harus dapat direspon dengan baik oleh guru. Pertanyaan yang timbul dari anak berasal dari rasa ingin tahu (coriosity) Banyaknya pertanyaan yang diajukan anak menunjukkan dinamisme dan kreativitas. Melihat gejala anak seperti ini, seorang guru harus memberikan umpan balik seketika. Dengan demikian akan muncul keingintahuan yang lebih besar.
*      Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.
*      Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
*      mengajak siswa untuk berimajinasi dengan suasana yang menyenangkan,
*      menambah kreativitas siswa,
*      mengajak siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
*      Aktif dalam kegiatan pembelajaran bukan hanya terlihat pada aktif geraknya,



3.3 Kelemahan MPPM

Dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya.
         Hal ini jelas sekali dapat menjadi sebuah boomerang bagi guru, ketika seorang guru tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai hal-hal yang harus ada untuk melakukan metode pembelajaran pakem. Guru yang tidak memiliki daya kreasi yang tinggi tidak akan mampu melakukan metode pembelajaran Pakem dengan baik di dalam kelas.















BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pembelajaran menulis di sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia seringkali dianggap paling sulit dibanding ketiga aspek bahasa lainnya. Untuk mengatasinya, Model Pekem menyuguhkan hal yang unik dan menarik untuk diterapkan pada pembelajaran menulis agar tidak terasa sulit dan membosankan.
Proses PAKEM adalah proses pelaksanaan pembelajaran yang menekankan tentang prinsip PAKEM.  Prinsip tersebut dapat digarisbawahi sebagai berikut:
*      Mendengarkan pendapat siswa
*      Menggunakan bermacam-macam sumber belajar
*      Merangsang keberanian siswa untuk menyatakan dan menanyakan sesuatu
*      Memberikan pertanyaan terbuka, menantang dan produktif
*      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk publikasi
5.2 Saran
PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Dalam metode ini hal yang paling mendasar yang harus dilakukan oleh guru adalah merubah cara pikirnya bahwasanya pembelajaran tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap materi secara verbal namun membutuhkan daya kreativitas yang tinggi untuk mempermudah belajar siswa dan merubah pandangan bahwa belajar hanyalah ritual yang membosankan. Karena Pelaksanaan Pakem juga memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya.
Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan dalam
Pakem jika peran guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi, dan memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif, membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan minat mereka melalui proses pembelajaran yang terencana.
Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab utama para guru dalam paradigma baru pendidikan ”bukan membuat siswa belajar” tetapi ”membuat siswa mau belajar”, dan juga ”bukan mengajarkan mata pelajaran” tetapi ”mengajarkan cara bagaimana mempelajari mata pelajaran ”.
Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan: ”Jangan meminta siswa Anda hanya untuk mendengarkan, karena mereka akan lupa. Jangan membuat siswa Anda memperhatikan saja, karena mereka hanya bisa mengingat. Tetapi yakinkan siswa Anda untuk melakukannya, pasti mereka akan mengerti”.





















DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Astutiana Wulan.(2011).”Peningkatan Kemempuan Menulis Teks Pidato Melalui Penggunaan Strategi Pakem” dalam SCRIBD. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/58612176/Peningkatan-Kemampuan-Menulis-Teks-Pidato-Melalui-Penggunanan-Strategi-Pakem [24-6-2012]

Andi.(2009).” Kelemahan dan Kelebihan CTL dan Pakem beserta Saran untuk Mengatasinya  ” dalam ANDI BORNEO. Tersedia: http://andiborneo.blogspot.com/2009/02/kelemahan-dan-kelebihan-ctl-dan-pakem.html [24-6-2012]





0 comments:

Post a Comment

TOTAL TAYANGAN HALAMAN SAYA

HAK CIPTA 2011 EKA SUSILAWATI. Powered by Blogger.

EKA SUSILAWATI

EKA SUSILAWATI

BIOGRAPHY SAYA

Eka Susilawati, lahir di bandung pada tanggal 2 maret 1989. Mahasiswi FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung ini mulai menulis memasuki bangku SMP. Karya-karyanya begitu akrab dikalangan anak sekolahan.

Puisi-puisinya pernah dimuat di majalah sastra nasional Horison, Seni Budaya (terjemahan), Lembah Biru, dll. Puisi-puisinya tergabung pula pada antologi bersama: Antologi Puisi Pesta Penyair Indonesia 2009, Antologi puisi pribadi: Wanita Berpayung Senja. Buku lain: Malaikat Di Ruang Tamu merupakan antologi cerpen Eka Susilawati yang pertama.

Wanita muda ini kerap tampil di hadapan publik, selain menulis dan membacakan puisinya, beberapa kejuaraan menulis dan membaca puisi pernah disandangnya, dia pula aktif dalam organisasi-organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan di lingkungannya.

Beberapa prestasi yang disandangnya: juara 1 Lomba baca puisi tingkat Kab.Bandung pada PORSENI SMP 2004. Juara 3 lomba baca puisi tingkat Provinsi Jawa Barat 2004. Juara 1 lomba baca puisi se-Kotamadya Bandung+Cimahi 2005. Pernah diundang sebagai juri lomba baca puisi penyair pada PESTA PENYAIR INDONESIA DI MEDAN. Juri lomba cipta puisi pada Olimpiade puisi smp se- kota Medan. Narasumber pada acara Bincang Sastra di PESTA BUKU JAWA BARAT 2009.

Salam Sastra dan Budaya



Alamat kontak e-mail dan facebook saya: EKASTAMAHARANI@YAHOO.CO.ID/EKASTAMAHARANI@GMAIL.COM

Translate

TENTANG SAYA

My photo
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
BERUSAHA UNTUK BISA MEMBERIKAN KONTRIBUSI YANG BERARTI BAGI DUNIA PENDIDIKAN, SENI, DAN KEBUDAYAAN.