Thursday, February 3, 2011

SAYATAN TAJAM ( Untuk Aceh dan Indonesia )


Satu syair tercipta
Dialuni dawai misteri
Dikala ibu pertiwi
Duduk bersedih hati

Satu organ t’lah mati
Disaksikan oleh dunia
Manusia tak bernyawa
Terbaring dalam media masa

Tanah ku berduka
Dukaku membuka
Mata batin yang telah beku
Mata batin yang telah terpaku

Bencana melanda,
Ibuku berduka
mengingatku ‘kan illahi

Oh…angin kabarkan pada sang ibu, Hawa
Aku tidak apa apa
Oh…hawa sampaikan
Pada sang ayah, Adam
Saudara-saudaraku tenggelam

27-12-04

PEMIMPIN BANGSAKU ( Kepada Bpk.SBY )

Bermain aku di taman sendu
Sebatang pohon ku temu
Elok ku pandang dari tiap siku

Kutilik pucuk sampai akar
Satu dari seribu kulihat tegar berbadan besar
Ih…ku petik ia tuk pimpin bangsa ku
Rantai pengikat, rantai belenggu
Pemersatu rindu suku-suku

Di musim gugur kau pecat
pejabat berulat
Yang sarapan kertas liat

Kau peras air mata
Dengan mengombang ambing harga
gaduh demo di mana-mana

Menutup telinga tuli
memeram mata buta
Mengeram mulut bisu

Kau tiada terganggu

Tetap maju…!!!!!

Tuk buka halaman baru
Karna ku tahu
Juang-mu untukku……..

17-12-05

API

Api…api…api…
Berikan aku sekilap api

Dalam lelap yang gelap
Kasihi aku api sekerdipnya

Atau sepijar-pijarnya
Kecuali api Jahanam-Mu

Aku anggara dari hutan belantara

Api….api...

Bakar setangkai lilin dosa ku

Kan lenyap mendebu
Mungkin kembali beku

07-01-05

BERSETUBUH DENGAN ALAM

Langit gemilang
Pesta bintang
Wajah-wajah berseri
Memabukan
Senyummu yang memberi kegelian
Menggali geloraku malam ini
Semerbak rindu alam raya
Hati penuh suasana
Dari jauh rambut daramu menggerai hijau
Mengibaskan cuaca
Kau berjalan sehabis luka
Dengan wajah yang menggetarkan sukma

di langit cakrawala
kau tawarkan satu ciuman
yang membuatku semakin kedinginan
lalu bibirmu menggigit bibirku
pula ku minta lagi
di bawah tiga titik bintang yang segaris
kita pernah meringis, mengerang dan menerjang
seribu badai kesakitan
aku mulai berlayar pada tubuhmu
yang gemulai
mendapati setiap lekuk yang mulai bungkuk
mengurangi nilai kenikmatan yang ku rasakan
hutanmu yang dijamah orang
pohonmu yang ditebang sembarang
gunungmu yang hilang
tanahmu yang gersang
sungaimu, daratan dan lautan
dijarah
orang-orang serakah
kitapun sering melihat ke arah Tuhan
apa yang mesti dipertanggungjawabkan ?
ku lihat kemanusiaan
berubah maknanya
menjadi kebinatangan

oh, tanah dan samudra. Kekasihku....
tersulur-sulur akar nadiku
Rindu bukan habis ketika pertemuan usai
Ia semakin menderai

25 Desember 2009


DIALOG MANUSIA DENGAN POLUTAN (Puisi Berdua)

Dan….
Ketika ku lihat dari bukit kebawah
Ke sungai yang indah
Di taman bunga yang rekah
Terus ke hutan hijau yang megah
Sungguhpun ini anugrah

Dan….
Ketika ku teliti dari awal ke akhir
Dan, dari hulu ke hilir
Arus air mengalir
Bisik percik mendesir
Dan pasir yang tersisir

Dan…..
Ketika mendorong dari dalam
Aku tersentak aku terbangun
Itu lamunan
Itu seribu tahun
Yang lalu, itu dulu…!
Dan….sekarang…ketika ku pandang
Sawah jerami kering
Terus ke hutan yang malang
Dan dari sana menerawang
Ke Bukit kering merana
Dan citarum yang berwarna
Sejenak timbul seribu Tanya
Mengapa??? Semua berubah
Mengapa semua berubah
Tolong….!!! Kembalikan duniaku yang indah …!!!

Jangan salahkan aku hai manusia
Aku adalah sampah
Aku adalah limbah aku polutan
Aku dibenci
Aku di maki
Aku tak berarti aku mati

Wahai manusia!!! Tolong lenyapkan aku dari mereka
Tolong sembunyikan aku dari dunia
Wahai manusia
Sediakan tempat senyaman nyamannya
Atau paling tidak sediakan bara
Dari sekerdip api dan senyala nyalanya
Api……api……
Biar membakar tubuh ku yang kekar
Dan aku takkan tercemar
Hingga musnah berabu
Aku tidak akan mengganggu

Jika kau meminta tempat mintalah para pemuka
Namun, sayang mereka tiada peduli
Negara ini terlalu picik
Untuk kau tempati
Maka citarum adalah tempat pembuanganmu

Tidak…. Jangan…
Jangan buang aku dalam aliran  jangan tumpahkan aku
Ke sungai

Karna jika hujan membadai
Aku akan lebih kejam
Dari pedang yang tajam
Aku akan lebih ganas
Dari binatang buas
Aku adalah racun bagi kelari kelari
Aku adalah wabah
Bagi kau adalah bedebah
Dan aku dapat memenggal
Hingga tumbuh sesal

Apakah kau tidak sayang hai manusia
Melihat saudara- saudaramu
Terbaring dalam media masa
Saat malapetaka saat bencana saat melanda

Jangan penggal saudara-saudaraku
Jangan tenggelamkan mereka dalam pasang
Karib handi tolan
Lenyaplah sekaliannya selama-lamanya

Wahai karib ku sebangsa
Mari kita bergandengan tangan
Menderap langkah
Kita mencegah

Dan tuhan…..tampakan pada ku
Dunia bertambah jelita

Diriku akan terkurnia
Dan kau Tuhan yang ter-mulia

(JAMBALAYA  CITARUM) 19-09-05

TOMBAK BAJA Untuk: Karang Taruna Indonesia

Kami ini bukan pasukan
Agustusan
Yang menjahit baju serempakkan
                                                                   Kami ini bukan pahlawan a
Agustusan
Yang menggelar
Lomba-lomba rebutan

Kami ini bukan panitia
Agustusan
Yang membuat proposal
Dengan rincian kegiatan
Mengetuk pintu-pintu warga
Atau berdiri di jalan raya
Mencari sumbangan

Kami ini
Tombak baja
Ujungnya runcing
Berkibar bendera
Yang berpeluh
Darah dan bunga pahlawan kita
Kami ini
Tiangmu
Indonesia


Ciwidey, 10 November 2009

SUMPAH REMAJA (PIK-KRR )

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
Darah bebas NARKOBA

Kamai putra dan putri Indonesia mengaku ber-raga yang satu,
raga bebas HIV-AIDS yang nista

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung jiwa yang sehat,
Jiwa tanpa seks bebas yang durja


28 Oktober 2009

KELAHIRAN

Aku lahir dari segumpal daging kemesraan
dan hidup dari sirna debu yang tersadap matahari
Aku lahir dari setitik darah yang pecah
mengalir sampai di tong sampah
Aku lahir dari cekikan keramat tali dan desakan terali
yang kau gantungkan beban sempit di halaman dada ini
Aku lahir dari nafas kemiskinan
yang kau bisikan lewat gurat telapak tangan
Aku lahir dari cahaya bulan yang terkapar pendarnya
oleh jilatan awan yang menurunkan hujan
Aku lahir dari kesunyian yang merangkak
pada jejak yang tak dikenal orang
Aku lahir dari lagu yang bernyanyi
sebagai celengan perut logam mulia
ditempa butiran air mata
Aku lahir untuk mengukir penghambaan
yang ku tunggu senyum di atas batu nisan
Aku adalah sepi yang bisa kau cari
di tengah bising suara, di kemelut kota
atau pada tumpukan aspal yang gersang di punggung malam
2 April 2008

TOTAL TAYANGAN HALAMAN SAYA

HAK CIPTA 2011 EKA SUSILAWATI. Powered by Blogger.

EKA SUSILAWATI

EKA SUSILAWATI

BIOGRAPHY SAYA

Eka Susilawati, lahir di bandung pada tanggal 2 maret 1989. Mahasiswi FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung ini mulai menulis memasuki bangku SMP. Karya-karyanya begitu akrab dikalangan anak sekolahan.

Puisi-puisinya pernah dimuat di majalah sastra nasional Horison, Seni Budaya (terjemahan), Lembah Biru, dll. Puisi-puisinya tergabung pula pada antologi bersama: Antologi Puisi Pesta Penyair Indonesia 2009, Antologi puisi pribadi: Wanita Berpayung Senja. Buku lain: Malaikat Di Ruang Tamu merupakan antologi cerpen Eka Susilawati yang pertama.

Wanita muda ini kerap tampil di hadapan publik, selain menulis dan membacakan puisinya, beberapa kejuaraan menulis dan membaca puisi pernah disandangnya, dia pula aktif dalam organisasi-organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan di lingkungannya.

Beberapa prestasi yang disandangnya: juara 1 Lomba baca puisi tingkat Kab.Bandung pada PORSENI SMP 2004. Juara 3 lomba baca puisi tingkat Provinsi Jawa Barat 2004. Juara 1 lomba baca puisi se-Kotamadya Bandung+Cimahi 2005. Pernah diundang sebagai juri lomba baca puisi penyair pada PESTA PENYAIR INDONESIA DI MEDAN. Juri lomba cipta puisi pada Olimpiade puisi smp se- kota Medan. Narasumber pada acara Bincang Sastra di PESTA BUKU JAWA BARAT 2009.

Salam Sastra dan Budaya



Alamat kontak e-mail dan facebook saya: EKASTAMAHARANI@YAHOO.CO.ID/EKASTAMAHARANI@GMAIL.COM

Translate

TENTANG SAYA

My photo
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
BERUSAHA UNTUK BISA MEMBERIKAN KONTRIBUSI YANG BERARTI BAGI DUNIA PENDIDIKAN, SENI, DAN KEBUDAYAAN.