NAMA SEKOLAH
|
SMA/MA .......................
|
||
MATA PELAJARAN
|
Bahasa dan Sastra Indonesia
|
||
KELAS /SEMESTER
|
XII ( dua belas) / 1 (satu)
|
||
PROGRAM
|
|||
ASPEK PEMBELAJARAN
|
Menulis
|
||
STANDAR KOMPETENSI
|
8.
Mengungkapkan pendapat, informasi, dan pengalaman
dalam bentuk resensi dan cerpen
|
||
KOMPETENSI DASAR
|
8.1 Menulis resensi
buku kumpulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi
|
||
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa
|
Kewirausahaan/ Ekonomi
Kreatif
|
|
· Menulis resensi buku kumpulan
cerpen dengan memperhatikan kriteria penulisan resensi
· Menentukan keunggulan dan
kelemahan resensi buku kumpulan cerpen
|
· Kreatif
· Bersahabat/ komunikatif
· Gemar membaca
|
· Keorisinilan
· Kepemimpinan
|
|
ALOKASI WAKTU
|
3 x 45 menit ( 2 pertemuan)
|
||
TUJUAN
|
·
Siswa mampu menulis resensi
buku kumpulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi
·
Siswa mampu menentukan keunggulan dan kelemahan
resensi buku kumpulan cerpen
|
MATERI POKOK PEMBELAJARAN
|
Apakah resensi itu?
Resensi adalah tulisan yang menjelaskan kelebihan dan kekurangan sebuah karya baik yang berupa buku maupun yang berupa karya seni. Tulisan ini biasanya dimuat di media cetak seperti koran, majalah, atau tabloid. Dilihat dari segi isinya terdapat berbagai macam resensi, antara lain resensi buku, resensi novel, resensi buku kumpulan cerpen, resensi film, resensi, patung, dan sebagainya. Uraian berikut ini lebih difokuskan pada resensi buku.
Siapakah penulis resensi?
Penulis resensi adalah orang yang
memiliki pengetahuan tentang bidang yang diresensi dan memiliki kemampuan
untuk menganalisis sebuah karya secara kritis sehingga dapat menjelaskan kelemahan
dan kelebihan dari karya yang diresensi.
Apakah tujuan ditulisnya sebuah
resensi?
Resensi dimaksudkan untuk memberikan
gambaran kepada pembaca tentang sebuah karya sehingga pembaca mengetahui
apakah karya yang diresensi itu merupakan karya yang bermutu atau tidak.
Resensi akan sangat bermanfaat apabila karya yang diresensi relatif masih
baru. Semakin baru karya yang diresensi, semakin baik. Hal itu dimaksudkan
agar pembaca segera mengetahui apakah karya itu layak untuk dinikmati atau
tidak..
Apa saja unsur-unsur dalam resensi?
Sekurang-kurangnya dalam resensi
terdapat hal-hal berikut ini:
Bagaimana
langkah-langkah menulis resensi buku (novel)?
Langkah-langkah
yang perlu dilakukan dalam menulis resensi buku (novel) adalah:
1. Tahap
Persiapan meliputi:
(a)Membaca contoh-contoh resensi; dan
(b)Menentukan buku yang akan diresensi.
2. Tahap
Pengumpulan Data meliputi:
(a) Membaca
buku yang akan diresensi;
(b) Menandai
bagian-bagian yang akan dijadikan kutipan sebagai data meliputi hal-hal yang
menarik dan tidak menarik dari buku (novel) yang diresensi;
(c) Mencatat
data-data penulisan resensi yang telah diperoleh melalui membaca buku yang
diresensi..
3. Tahap Penulisan
meliputi:
(a) Menuliskan identisa buku;
(b)
Mengemukakan isi buku (sinopsis novel dan unsur-unsur intrinsik lainnya );
(c)
Mengemukakan kelebihan dan kekurangan buku (novel) baik dari segi isi maupun
bahasa;
(d) Merevisi
resensi dengan memperhatikan susunan kalimatnya, kepaduan paragrafnya,
diksinya, ejaan dan tanda bacanya.
(e) Membuat
judul resensi.
Catatan: Judul resensi harus singkat, menarik, dan menggambarkan isi resensi. Bagaimana cara menemukan kelebihan dan kekurangan buku yang diresensi? Cara menemukan kekurangan dan kelebihan buku yang diresensi adalah:
·
membandingkan buku yang diresensi dengan buku lain yang sejenis baik oleh
pengarang yang sama maupun oleh pengarang lain yang meliputi segi isi atau
pun bahasanya (untuk novel meliputi semua unsur intrinsiknya);
·
mencari hal-hal yang menarik atau disukai dan hal-hal yang tidak disukai
dari buku tersebut dan mencari alasan mengapa demikian.
Berikut ini adalah contoh resensi
buku kumpulan cerpen.
Monyet Ayu Menggiring Surealisme
Judul : Mereka Bilang, Saya Monyet!
Pengarang : Djenar Maesa Ayu Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2004 Cetakan : Keenam. Mei 2004 Tebal buku : xii, 137 halaman “Sepanjang hidup, saya melihat manusia berkaki empat. Berbulu serigala, landak, atau harimau. Dan berkepala ular, banteng, atau keledai.
Namun, tetap saja mereka bukan
binatang. Cara mereka menyantap hidangan di depan meja makan sangat benar.
Cara mereka berbicara selalu menggunakan bahasa dan sikap yang sopan. Dan
mereka membaca buku–buku bermutu. Mereka menulis catatan-catatan penting.
Mereka bergaun indah dan berdasi. Bahkan, konon mereka mempunyai hati.”
(halaman 1)
“Saya memperhatikan bayangan diri
saya dalam cermin dengan cermat. Saya berkaki dua, berkepala manusia, tapi
menurut mereka, saya adalah seekor binatang. Kata mereka, saya adalah monyet.
Waktu mereka mengatakan itu pada saya, saya sangat gembira. Saya katakan,
jika seekor monyet maka saya satu-satunya binatang yang paling mendekati
manusia. Berarti derajat saya berada di atas mereka. Tapi mereka bersikeras
bahwa mereka manusia bukan binatang, karena mereka punya akal dan perasaan.
Dan saya hanyalah seekor binatang. Hanya seekor monyet!”
Reaktif, provokatif, bahkan
subversif. Itulah kesan pertama saya membaca kalimat-kalimat dalam salah satu
cerpen Djenar Maesa Ayu berjudul “Mereka Bilang, Saya Monyet!”. Penggalan
cerpen yang juga dimuat di sampul belakang antologi ini menyuguhkan panorama
baru, pengutaraan prosa yang berkecenderungan punya “tegangan tinggi”.
Reaktif karena kebanyakan cerpen
dalam buku yang memuat sebelas cerpen ini merupakan tegangan-tegangan bahasa
yang menuju pada simpul-simpul reaksi atas berbagai “kesakitan” yang dialami
(diminati) para tokoh. Reaksi ini bisa dialami pengarang sebagai “pengalaman
imajinatif”. Dialamijuga mengandung pengertian mengetahui dan dapat
dirasakan. Provokasi juga menjadi ujara morfologi pada cerpan – cerpen
Djenar. Secara sublim, ia sebenarnya memprovokasi dirinya lewat tokoh –tokoh
untuk menggugat berbagai “ketidakbahagiaan hidup”. Saya tidak melihatnya
sebagai laku feminisitas. Djenar lebih sebagai moralis yang kadang puas
dengan menelanjngi dirinya. Ucapan “Mereka Bilang, Saya Monyet!” adalah provokasi
bagi sang aku untuk menyadari “kadar kemanusiaannya”. Sementara subversif
dicapai dengan penceritaan yang disampaikan secara tidak lazim, termasuk
penggunaan bahasa.
Cerpenis kelahiran 14 januari 1973
yang sudah dikaruniai dua putri ini termasuk cerpenis yang sudah membuktikan
bakat dan kerja keras sebagai gabungan sukses setelah unsur “sudah kehendak
takdir”. Ia terbilang baru, tetapi punya karya yang mencengangkan. Saya tidak
tahu sejauh mana hubungan semiotik Djenar Maesa Ayu dengan tiga sastrawan yang
juga dianggap sebagai guru, yakni Sutardji Calzoum Bachri, Budi Darma, Seno
Gumira Ajidarma. Djenar mempersembahkannya untuk tiga sastrawan besar yang
juga dikenal sebagai cerpenis itu. Namun, ini juga merefleksikan benang merah
prosa absurd hingga surealis yang menjadi dasar kesastraan Djenar.
Kita kenal Sutadji punya sekumpulan
cerpen, Hujan Menulis Ayam (Indonesia Tera),yang jeli menggambarkan
absurditas kehidupan.Kita menggali pribadi absurd pada tokoh-tokoh karya Budi
Darma,yang bahkan menjadi surealis, yang kemudian dikembangkan secara jenius
oleh Seno Gumira Ajidarma. Di titik Djenar seperti menemukan jalan penempuhan
yang seirama dengan mereka. Bahwa pengutaraan lain,itu tentu soal cap
kebahasaan dan kesastraan.
Dengan cara itu disimak bahwa Djenar
melebih-lebihkan objek atau peristiwa,seperti pada cerpen “Lintah”. Sang
pencerita menceritakan kebenciannya pada pacar ibunya yang ia lihat sebagai
lintah, bahkan kadang bisa membelah diri dan menjadi ular. Hiperbola itu juga
digunakan pada “Mereka Bilang, Saya Monyet!” yang melihat laki-laki jahat
sebagai “berkepala buaya berkaki kalajengking”, juga pada cerpen “Wong Asu”
yang mempresentasikan relasi manusia dengan anjing.
Dalam benak seorang surealis,
kenyataan memang bisa selentur apa pun.Imajinasi memberi peluang untuk
merebut realitas dijadikan tahap realitas imajinatif yang hampir tiada batas.
Realitas temuan hanya menjadi sumbu peledak bagi realitas yang diungkapkan
secara simbolis. Pencapaian sastra didapat dari unsur daya kejut, refleksi,
gaya ungkap, hingga sublimasi.Makna dari tema dan pencapaian ikon/tanda yang
secara semiotik diakui kefasihannya, Djenar telah cukup memenuhi syarat itu.
Karyanya yang lain seperti”Durian”
berkisah tentang dosa dan ketakutan berlebih punya anak menderita kusta.”Melukis
Jendela” berkisah tentang anak tidak bahagia yang melakukan eskapisme
(pelarian diri) dengan melukis dan “Asmoro” tentang pengarang yang jatuh
cinta pada tokoh fiksi ciptaannya. Kisah ini diungkapkan Djenar dengan cukup
cerdas. Dalam penggunaan bahasa, ia terlihat fasih dengan ucapan yang lugas
dan tegas. Bahasanya padat dan kuat sehingga mampu menohok setiap ihwal yang
dijadikan objek tematik. Cerpen “Waktu Nyala”, misalnya, merupakan cerpen
yang mengalirkan kekuatan berbahasa yang dikuasai Djenar dalam berkisah untuk
menyihir pembaca. Uraiannya seperti.”Entah kapan persisnya Nayla tidak
bersahabat dengan waktu.Waktu bagaikan seorang pembunuh yang selalu
membuntuti dan mengintai dalam kegelapan. Siap menghunuskan pisau ke dadanya
yang berdebar. Debaran yang pernah ia lupakan rasanya. Debaran yang satu
tahun lalu menyapanya dan mengulurkan persahabatan abadi, hampir abadi,
sampai ketika sang pembunuh tiba-tiba muncul dengan sebilah belati,”
menunjukkan kelancaran berbahasa dengan efektivitas diksi yang terjaga.
Ihwal peristiwa bahasa itu, ia juga
menggunakan dalam cerpen “SMS”.Bahasa yang dipakai layaknya kiriman pesan
lewat SMS di handphone. Di situ kata-kata minimal dan nomor-nomor atau angka
digunakan sebagai kesatuan morfologis dalam cerita. Meskipun cerpen ini
kurang berhasil, ia menjadi kaya alternatif yang menggunakan medium bahasa
teknologi dalam pemaparan sebuah cerpen.”SMS” memang bertema biasa dan juga
kurang berhasil sebagaimana karya “Menepis Harapan”, ”Namanya …”serta
“Manusia dan Dia”, yang lebih terasa sebagai cerpen dengan tuturan bahasa
kuat,mengalir, namun kehilangan roh tematik atau dalam beberapa hal alur dan
endingnya mudah diduga. Mungkin ini berkaitan dengan jam terbang Djenar Maesa
Ayu yang baru. Sebagai pendatang baru dalam dunia prosa Indonesia, Djenar
sudah menjadi young divas setelah Ayu Utami dan Dinar Rahayu. Ia juga seorang
surealis andal setelah Joni Ariadinata dan Agus Noor. (Eriyadi Budiman)
|
Presentasi
|
||
Diskusi Kelompok
|
||
Inquari
|
||
v
|
Tanya Jawab
|
|
v
|
Penugasan
|
|
Demontrasi /Pemeragaan Model
|
TAHAP
|
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
|
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
|
PEMBUKA
(Apersepsi)
|
F Guru mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk
mengajak siswa mengingat kembali
pelajaran meresensi buku yang pernah diterima sebelumnya
F Siswa diajak untuk mengingat
kembali cerita cerpen yang pernah
dibahas dan dikutip dari buku kumpulan cerpen
F Guru menunjukkan sebuah buku kumpulan cerpen edisi terbaru dari penerbit
yang sama atau berbeda
|
· Bersahabat/ komunikatif
|
INTI
|
Pertemuan ke-1 ( 90’)
|
|
& Eksplorasi
F Guru membacakan contoh
resensi buku kumpulan
cerpen dan siswa diajak untuk mencermati struktur dan unsur-unsurnya
F Siswa diberi kesempatan untuk
mendapatkan buku kumpulan cerpen baik di perpustakaan sekolah/umum atau toko
buku. Guru dapat merekomendasikan beberapa judul yang diketahuinya dan mudah
diperoleh siswa
& Elaborasi
F Siswa diberi kesempatan
untuk membaca seluruh cerpen yang ada di buku kumpulan cerpen yang diresensinya
F Siswa diminta untuk membuat
garis besar isi, menginventaris judul-judul cerpen yang menarik beserta alasannya, kelebihan dan kekurangan, nilai-nilai
yang bisa dipetik, dan bahasa yang dipergunakan.
F Siswa diminta untuk
mengidentifikasi data publikasi dan kepengarangan buku kumpulan cerpen yang
diresensi
& Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
F Menyimpulkan tentang hal-hal yang
belum diketahui
F Menjelaskan tentang hal-hal yang
belum diketahui.
|
·
Kreatif
|
|
Pertemuan ke-2 (45’)
|
||
& Elaborasi
F Siswa menulis resensi buku
kumpulan cerpen berdasarkan data-data dan bahan yang
telah dikumpulkan.
F Siswa saling menukarkan hasil karangan
resensinya dengan siswa lain untuk diedit baik isi, struktur, maupun
bahasanya
F Siswa diberi waktu untuk mengetik dan
mengumpulkan karangannya keesokan harinya
F Guru menanggapi
beberapa resensi yang sudah dibuat dengan sangat bagus dan merekomendasikannya untuk
dikirim ke mediamassa.
& Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
F Menyimpulkan tentang hal-hal yang
belum diketahui
F Menjelaskan tentang hal-hal yang
belum diketahui.
|
·
Gemar membaca
|
|
PENUTUP
(Internalisasi dan
refleksi)
|
F Siswa menjawab soal-soal
Kuis Uji Teori untuk mereview konsep-konsep penting yang telah dipelajari
F Siswa diajak merefleksikan nilai-nilai serta kecakapan hidup (live skill) yang
bisa dipetik dari pembelajaran
F Guru mendorong siswa untuk terus
mengasah keterampilannya menulis resensi buku dan meminta dalam setiap edisi
majalah
sekolah/kording ada tulisan resensi buku.
|
Kreatif
|
V
|
Pustaka rujukan
|
http://basasin.blogspot.com/2008/12/kiat-praktis-menulis-resensi-buku.html
|
Material: VCD, kaset, poster
|
||
V
|
Mediacetak dan elektronik
|
Buku kumpulan
cerpen
|
V
|
Website internet
|
http://basasin.blogspot.com/2008/12/kiat-praktis-menulis-resensi-buku.html
|
Narasumber
|
||
Model peraga
|
||
V
|
Lingkungan
|
Lingkungan masyarakat
sekitar siswa
|
TEKNIK DAN BENTUK
|
Tes Lisan
|
|
V
|
Tes Tertulis
|
|
Observasi Kinerja/Demontrasi
|
||
V
|
Tagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio
|
|
Pengukuran Sikap
|
||
Penilaian diri
|
||
INSTRUMEN /SOAL
|
1.
Buatlah resensi buku
kumpulan cerpen dengan memperhatikan struktur resensi (skor max 50)
2.
Tentukan bagian
pernyataan yang mengungkapkan:(skor max 50)
a.
Keunggulan buku
b.
Kelemahan buku
c. Kalimat persuasif
|
|
RUBRIK/KRITERIA PENILAIAN/BLANGKO OBSERVASI
|
Keterangan skor
10 Jawaban
Salah
20 Jawaban
Ada Sedikit Yang Benar
30 Sebagian Jawaban Benar
40 Sebagian
Besar Jawaban Benar
50 Jawaban Benar
|
NAMA SEKOLAH
|
SMA/MA .......................
|
||
MATA PELAJARAN
|
Bahasa dan Sastra Indonesia
|
||
KELAS /SEMESTER
|
XII ( dua belas) / 1 (satu)
|
||
PROGRAM
|
|||
ASPEK PEMBELAJARAN
|
Menulis
|
||
STANDAR KOMPETENSI
|
8.
Mengungkapkan pendapat, informasi, dan pengalaman
dalam bentuk resensi dan cerpen
|
||
KOMPETENSI DASAR
|
8.2 Menulis
cerpen berdasarkan kehidupan orang
lain (pelaku, peristiwa, latar)
|
||
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa
|
Kewirausahaan/ Ekonomi
Kreatif
|
|
· Mencatat/mendaftar topik-topik tentang
kehidupan orang lain (berdasarkan situasi dan kondisi setempat)
· Menulis cerpen tentang kehidupan
orang lain dengan memperhatikan unsur-unsur cerpen
· Menanggapi cerpen yang ditulis
teman
|
· Kreatif
· Bersahabat/ komunikatif
· Gemar membaca
|
· Keorisinilan
· Kepemimpinan
|
|
ALOKASI WAKTU
|
3 x 45 menit ( 2 pertemuan)
|
||
TUJUAN
|
·
Siswa dapat mencatat/
mendaftar topik-topik tentang kehidupan orang lain(berdasarkan situasi dan
kondisi setempat)
·
Siswa dapat menulis cerpen tentang kehidupan
orang lain denganmemperhatikan unsur-unsur cerpen
|
MATERI POKOK PEMBELAJARAN
|
1.
Topik menulis cerpen misalnya “Kasih Sayang, Kehidupan Masyarakat, atauKemiskinan”
2.
Unsur-unsur cerpen
A. Penokohan (perwatakan tokoh) adalah karakter atau sifat batin yangmempengaruhi segenap pikiran dan
tingkah laku tokoh dalam cerita.Pengarang menggambarkan watak tokoh melalui:
-penjelasan
langsung
-dialog antartokoh
-tanggapan/ reaksi tokoh lain
-pikiran-pikiran dalam hati tokoh
-lingkungan sekitar tokoh/ penampilan tokoh
-bentuk fisik tokoh
-tingkah laku/ tindakan tokoh
B. Konflik adalah ketegangan atau pertikaian/
pertentangan. Penyebab konflik:
-diri-sendiri (konflik batin)
-antartokoh-budaya-alam/ lingkungan
-sosial
Tahapan konflik: awal konflik, konflik mulai
bergerak (konflikasi), puncak konflik (klimaks), dan penyelesaian
(antiklimaks/ akhir konflik)
C.Latar adalah keterangan mengenai waktu, ruang/
tempat, dan suasanaterjadinya cerita.
D.Sudut Pandang adalah cara si pengarang
mengisahkan/ menceritakan suatucerita.Sudut Pandang terbagi menjadi:
-orang I :
1. orang pertama sebagai tokoh utama
2. orang pertama pengamat
- orang III :
1. orang ketiga serba tahu
2. orang ketiga terarah
E. Alur adalah jalan cerita
Tahapan alur:
-perkenalan
-penampilan masalah
-puncak ketegangan
-ketegangan menurun
-penyelesaian
F. Gaya bahasa
|
Presentasi
|
||
Diskusi Kelompok
|
||
Inquari
|
||
v
|
Tanya Jawab
|
|
v
|
Penugasan
|
|
Demontrasi /Pemeragaan Model
|
TAHAP
|
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
|
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
|
PEMBUKA
(Apersepsi)
|
F Guru mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk mengajak siswa mengingat kembali pelajaran mengenai
cerpen yang pernah diterima
sebelumnya
F Siswa diajak untuk mengingat kembali cerita
cerpen yang pernah dibahas dan dikutip
dari buku kumpulan cerpen
F Guru menunjukkan sebuah buku kumpulan cerpen/ contoh cerpen edisi terbaru dari
penerbit yang sama atau berbeda
|
· Bersahabat/ komunikatif
|
INTI
|
Pertemuan ke-1 ( 90’)
|
|
& Eksplorasi
F Guru membacakan contoh cerpen dan siswa diajak untuk mendaftar topik-topik di dalam cerpen
& Elaborasi
F Siswa diberi kesempatan
untuk mendapatkan cerpen baik di perpustakaan sekolah/umum atau toko buku.
Guru dapat merekomendasikan beberapa judul yang diketahuinya dan mudah
diperoleh siswa
F Siswa diberi kesempatan
untuk membaca cerpen yang ada di buku
kumpulan cerpen
F Siswa diminta untuk menginventaris
topik-topik cerpen yang menarik tentang kehidupan orang lain (berdasarkan situasi dan kondisi
setempat)
Siswa menulis cerpen tentang kehidupan orang lain dengan memperhatikan unsur-unsur
cerpen
& Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, Siswa:
F Menyimpulkan tentang hal-hal yang
belum diketahui
F Menjelaskan tentang hal-hal yang
belum diketahui.
|
·
Kreatif
|
|
Pertemuan ke-2 (45’)
|
||
& Elaborasi
F Siswa menulis topik-topik pengalaman teman-temannya di kelas.
F Siswa
menulis cerpen berdasarkan topik-topik yang didapat dari pengalaman
teman-temannya.
F Siswa saling menukarkan hasil
karangan cerpennya
dengan siswa lain untuk dikomentari.
F Siswa diberi waktu untuk mengetik
dan mengumpulkan
karangannya keesokan harinya
F Guru menanggapi
beberapa cerpen yang sudah dibuat dengan sangat
bagus dan merekomendasikannya untuk dikirim ke
mediamassa.
& Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, Siswa:
F Menyimpulkan tentang hal-hal yang
belum diketahui
F Menjelaskan tentang hal-hal yang
belum diketahui.
|
·
Gemar membaca
|
|
PENUTUP
(Internalisasi dan
refleksi)
|
F Siswa menjawab soal-soal
Kuis Uji Teori untuk mereview
konsep-konsep penting yang telah
dipelajari
F Siswa diajak merefleksikan nilai-nilai serta kecakapan hidup (live skill) yang
bisa dipetik dari pembelajaran
F Guru mendorong siswa untuk terus
mengasah keterampilannya menulis cerpen, meminta dalam setiap edisi majalah
sekolah/kording ada tulisan cerpen.
|
Kreatif
|
V
|
Pustaka rujukan
|
Buku-
buku kumpulan cerpen
Buku teori
pengkajian fiksi Burhan Nurgiyantoro
|
Material: VCD, kaset, poster
|
||
V
|
Mediacetak dan elektronik
|
Buku kumpulan
cerpen
|
V
|
Website internet
|
|
Narasumber
|
||
Model peraga
|
||
V
|
Lingkungan
|
Lingkungan masyarakat
sekitar siswa
|
TEKNIK DAN BENTUK
|
Tes Lisan
|
|
Tes Tertulis
|
||
Observasi Kinerja/Demontrasi
|
||
V
|
Tagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio
|
|
Pengukuran Sikap
|
||
Penilaian diri
|
||
INSTRUMEN /SOAL
|
1. Catatlah
topik-topik tentang kehidupan orang lain (berdasarkan situasi dankondisi
setempat)!
2.
Tulislah cerpen tentang kehidupan orang lain dengan memperhatikan unsur-unsur
cerpen!
|
|
RUBRIK/KRITERIA PENILAIAN/BLANGKO OBSERVASI
|
![]()
Keterangan Skor:
1.Kesesuaian
topik : 5 – 25
a. tidak
tepat : 5
b.
kurang tepat: 10
c.
hampir tepat: 15
d.
tepat: 20
e. sangat
tepat: 25
2.
Kelengkapan unsur-unsurnya : 10 – 35
a. hanya
terdapat satu unsur : 10
b. dua unsur: 15
c. tiga unsur: 20
d. empat unsur: 25
e. lima unsur: 30
f lengkap unsur pembentuknya: 35
3. Keruntutan alur cerita : 15
– 40
a. alur cerita tidak jelas: 15
b. alur kurang jelas: 20
c. alur datar: 25
d. alur menarik: 30
e. alur sangat bagus: 35
|
0 comments:
Post a Comment